Penampilan nya yang sensual membuat sosok nya cukup menonjol walau di kerumunan banyak orang. Ia memiliki daya tarik sendiri meskipun berada di tengah-tengah para wanita cantik dan seksi. Aura keseksiannya dapat mencuat melebihi wanita-wanita lainnya. Kesan itulah yang kemudian sangat melekat pada dirinya.
Tak mengherankan banyak pria yang penasaran pada dirinya, terutama melalui media sosial seperti Instagram ataupun Facebook. “Sombong banget, kenapa jarang respon?” Pertanyaan seperti itulah yang kerap ditanyakan padanya.
Rasa penasaran pria semakin bertambah dengan sikap cuek Jeje yang kelahiran Jakarta 6 Februari 1996. Jeje sendiri mengakui kalau dirinya sendiri tidak terlalu merespon komen atau pesan yang hanya basa-basi. “Aku cuek sama hal yang gak harus aku campuri,” tegas Jeje.
Pemakai bra 36B ini lebih pada tidak mau mencampuri urusan orang lain. Juga tidak mau menarik perhatian orang lain.
Jeje mengakui bahwa sifat cuek nya yang kadang membuatnya agak susah mendapatkan pasangan. Namun bila sudah melekat di hatinya Jeje berubah 180 derajat. Ia menjadi sangat perhatian dengan pasangannya bila berdua. “Ya aku selalu berusaha membuat pasanganku bahagia” kata Jeje terus terang.
Meskipun penyuka warna hitam ini terkesan cuek, namun bukan berarti tak memiliki kriteria pria yang menjadi incaran.
Jeje tak berkedip melihat pria yang atletis, berjiwa seni dan romantis. “Aku suka pria yang hidung nya mancung,” tambah Jeje. Aku suka cowo yang humoris, lembut yang tahu bagaimana memperlakukan seorang wanita dengan baik. “Apalagi kalau pria tersebut bisa main gitar, tampil di panggung (sambil telanjang dada), bisa bikin aku Turn on,” kata Jeje yang menyukai penyanyi Beyonce. Iapun menambahkan pasangannya harus bisa membuatnya tertawa dengan banyolan-banyolannya.
Untuk urusan aktivitas bercinta, menurut Jeje adalah tentang kenyamanan dan kepuasan. “Aku menyukai seks ketika aku berhadapan dengan orang yang tepat.” Ia melihat kegiatan bercinta sebagai aktivitas yang dapat mengembalikan suasana hati menjadi lebih menyenangkan. Maka ia tak pernah melihat adanya waktu-waktu khusus untuk dapat bercinta. “Rasa itu bisa muncul dimana saja dan kapan saja, ya dimanapun itu bisa saja kita lakukan.”